RSS
Facebook
Twitter

Rabu, 16 Mei 2012

Alamku Tak Seramah Dahulu


B
eribu – ribu tahun sudah kehidupan di bumi ini, dari zaman pra-sejarah hingga zaman modern. Yah, zaman modern dimana manusia menggunakan segala macam cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Terkadang, tak sedikit orang yang lupa dengan kelestarian alamnya. Hingga pada saatnya suatu isu tentang lingkungan datang.

Isu lingkungan itu adalah GLOBAL WARMING. Global warming yang sering kita dengar, yang memiliki arti ‘Naiknya kapasitas CO2 di bumi ini yang menyebabkan naiknya suhu permukaan bumi’, dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa panas menyengat yang sering kita rasakan akhir – akhir ini merupakan akibat yang ditimbulkan dari global warming tersebut.
Banyak ! banyak sekali yang mengakibatkan Global Warming. Beberapa contohnya ialah ; Asap yang di timbulkan cerobong pabrik, asap knalpot kendaraan bermotor, penggundulan hutan, penggunaan plastik yang berlebihan, hingga efek yang ditimbulkan oleh rumah kaca.
Bayangkan saja, ketika saya sedang pelajaran olahraga dan praktik pada saat itu adalah lari mengelilingi sekolah melewati jalan raya, pelajaran dimulai pukul 08.30 pagi, waktu yang cukup pagi bukan ? mungkin kalian berpikir pada saat itu matahari masih menyehatkan. Tapi apa yang saya rasakan ? alam ini benar – benar tidak seramah dahulu lagi. Mungkin ketika saya masih duduk dibangku kelas 3 SD, pada pukul 10.00 sinar matahari masih menyehatkan, tapi sekarang pukul 08.30 pagi serasa pukul 12.00 siang.
Dan kemudian saya berpikir jika ada orang awam yang tidak begitu mengetahui tentang isu lingkungan dan orang itu memiliki seorang bayi. Lalu mereka masih menganggap bahwa matahari pagi pada pukul 08.30 masih menyehatkan. Apakah tidak kasihan bayi itu ? bayi yang tak tau apa – apa terkena imbas dari polah tangan manusia yang tak bertanggung jawab. Bagaimana tidak, jika kegiatan berjemur itu tetap diteruskan, bukan sehat yang ia dapatkan tapi penyakit. Ya !! penyakit kanker kulit lebih tepatnya.
Bukan hanya itu saja, saya merasa iri ketika ibu saya menceritakan masa kecil Beliau saat bermain di aliran sungai yang bersih, ditambah suara gemercik airnya nan merdu. Tapi sekarang, Sungai malah menjadi tong sampah terpanjang, juga airnya ibarat kaldu panas yang kental bahkan airnya juga tak lagi mengalir, hanya diam dan tenang, tak bergerak sedikitpun. Namun ironisnya, masih saja ada masyarakat yang menggunakan air sungai tersebut untuk memasak, mandi, sikat gigi, hingga mencuci pakaian. Sungguh sangat memprihatinkan memang. Apakah mereka tidak memperdulikan kesehatannya ataupun kesehatan keluarganya ?
Saya sungguh bersyukur, karena saya dapat bersekolah di SMP 1 Kudus, yang merupakan SMP ter-favorit­ di Kudus, bahkan sekitarnya. Ya ! sekolah yang berbasis lingkungan. Dimana para siswa diajarkan untuk menjaga lingkungan merawat lingkungan, serta peduli terhadap lingkungan. Sebagaimana visi dari SMP 1 Kudus yaitu “Terwujudnya Organisasi Sekolah yang Cerdas, Beriman, Berwawasan Lingkungan, dan Kompetitif di Tingkat Global”. Maksud dari ‘Berwawasan Lingkungan’ ialah seperti apa yang saya tuliskan sebelumnya, yaitu merawat serta mnejaga lingkungan. Beberapa usaha yang dilakukan oleh seluruh warga SMP 1 Kudus yakni : mengurangi limbah plastik, menggalakkan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) serta kerja bakti yang diadakan setiap hari sabtu, dan pemilahan sampah organik dan anorganik, pembentukan kelompok untuk pengomposan, pemanfaatan barang bekas seperti ; kaleng, kardus, kain perca, dan lain sebagainya, serta pembibitan baik tanaman obat, buah, sayur, hingga tanaman hias.
Bahkan ada beberapa karya dari siswa SMP 1 Kudus yang dikirim ke Thailand, Malaysia, dan lainnya. Dan hal yang membanggakan ialah predikat Green School Awards se-Jawa Tengah yang diperoleh SMP 1 Kudus. Bukan hanya itu saja, SMP 1 Kudus juga telah mendapatkan ISO 19001 : 2004 tentang lingkungan yang telah di release pada tanggal 03 Maret 2012 beriringan dengan perayaan HUT SMP 1 Kudus yang Ke- 62.
Kami berharap itu bukan hanya predikat serta pajangan belaka, tapi juga sebagaimana tugas untuk berusaha dan berjuang menyelamatkan lingkungan dan bumi ini.
Dan angan saya ialah, ketika saya dan generasi muda Indonesia lainnya sukses kelak nanti saya ingin saya dan mereka, dapat menjadi orang yang bermanfaat dalam artian dapat berusaha dan merealisasikan usahanya untuk menyelamatkan bumi yang berbekal dari pendidikan lingkungan. Terlebih pendidkan lingkungan yang saya peroleh ketika saya bersekolah di SMP 1 Kudus. Semoga saya benar – benar dapat merealisasikan keinginan saya tersebut dan bukan hanya sekedar omong dan tulisan belaka. Do’akan saya kawan ! Salam Go Green :)

0 komentar:

Posting Komentar

  • Blogger news

  • Blogroll

  • About Riskars

    Riska Setiyoningtyas. Kudus, Central Java, Indonesia. facebook : Riska Setiyoningtyas. twitter, askfm : @tyasriskars